Profil Desa Danasari
Ketahui informasi secara rinci Desa Danasari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Danasari, Karangjambu, Purbalingga. Menyoroti potensinya sebagai lumbung kapulaga, pesona wisata alam Curug Panyatan, serta tantangan besar terkait isolasi geografis dan infrastruktur di desa terluas ini.
-
Lumbung Kapulaga Purbalingga
Desa Danasari merupakan salah satu sentra produksi kapulaga terbesar dan berkualitas di Kabupaten Purbalingga, yang menjadi penopang utama perekonomian mayoritas warganya.
-
Potensi Wisata Alam Tersembunyi
Desa ini memiliki destinasi wisata alam yang memukau, yaitu Curug Panyatan, yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi ikon ekowisata daerah.
-
Tantangan Infrastruktur dan Isolasi
Sebagai desa terluas dengan topografi perbukitan, Danasari menghadapi tantangan serius terkait kondisi infrastruktur jalan yang terbatas dan rawan longsor, yang kerap menghambat mobilitas dan perekonomian.

Jauh dari kebisingan kota, di lereng perbukitan yang subur di Kecamatan Karangjambu, terhampar sebuah desa bernama Danasari. Wilayah ini merupakan representasi sejati dari kekayaan agraris dan pesona alam Kabupaten Purbalingga yang belum banyak terjamah. Danasari tidak hanya menjadi lumbung bagi komoditas kapulaga dan kopi, tetapi juga menyimpan keindahan alam berupa air terjun yang memesona. Di balik potensinya yang besar, desa ini menyimpan kisah tentang perjuangan masyarakat dalam menghadapi tantangan isolasi geografis dan kerawanan bencana. Ini adalah profil Desa Danasari, sebuah surga tersembunyi yang denyut kehidupannya selaras dengan irama alam.
Geografi dan Kondisi Alam
Desa Danasari secara administratif merupakan salah satu dari enam desa di Kecamatan Karangjambu, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terdaftar dengan kode wilayah 33.03.17.2005 dan berada dalam cakupan kode pos 53357. Dengan luas wilayah mencapai 12,50 km², Danasari tercatat sebagai desa terluas di seluruh Kecamatan Karangjambu. Wilayah yang lapang ini didominasi oleh hutan rakyat, perkebunan, lahan pertanian dan pemukiman yang tersebar di beberapa dusun.
Secara geografis, Desa Danasari berada di kawasan dataran tinggi dengan kontur tanah yang sangat bervariasi, mulai dari perbukitan landai hingga lereng yang curam. Posisinya yang cukup terpencil menjadikannya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah UtaraBerbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pemalang.
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Jingkang.
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan Desa Karangjambu.
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Sirandu.
Kondisi alam yang hijau dan subur menjadikan Danasari sebagai wilayah yang sangat potensial untuk pertanian dan perkebunan. Namun topografi perbukitan ini pula yang menjadi tantangan terbesar. Aksesibilitas menjadi isu krusial, di mana kondisi jalan yang menanjak, berkelok, dan rawan longsor kerap menjadi kendala bagi mobilitas warga dan distribusi hasil bumi, terutama saat musim penghujan tiba.
Demografi dan Kehidupan Sosial Masyarakat
Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Purbalingga per akhir tahun 2023, Desa Danasari memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.647 jiwa. Dengan luas wilayahnya yang mencapai 12,50 km², maka tingkat kepadatan penduduk di desa ini berkisar 452 jiwa/km². Angka ini menunjukkan karakteristik pemukiman perdesaan yang tidak terlalu padat, di mana ruang hidup masyarakat masih sangat menyatu dengan alam dan lahan garapan mereka.
Mayoritas penduduk Desa Danasari adalah petani, yang kehidupannya sangat bergantung pada hasil bumi. Struktur sosial masyarakatnya sangat komunal, dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong yang masih mengakar kuat. Tradisi saling membantu dalam kegiatan pertanian, pembangunan rumah, maupun saat menghadapi musibah menjadi perekat sosial yang menjaga keharmonisan desa.
Kehidupan masyarakat yang sederhana dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan membentuk karakter warga yang ramah dan bersahaja. Partisipasi publik dalam kegiatan desa, termasuk dalam proses demokrasi seperti Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), cukup tinggi. Hal ini mencerminkan kesadaran dan harapan besar masyarakat terhadap pemimpin yang terpilih untuk dapat mengatasi berbagai persoalan mendasar di desa, terutama terkait infrastruktur dan peningkatan ekonomi.
Potensi Ekonomi: Lumbung Kapulaga dan Pesona Wisata Alam
Perekonomian Desa Danasari bertumpu sepenuhnya pada kekayaan alam yang dimilikinya. Sektor agraris menjadi penopang utama, didukung oleh potensi pariwisata yang mulai menggeliat.
Emas Hijau dari Danasari
Desa Danasari dikenal luas sebagai salah satu lumbung penghasil kapulaga terbesar dan berkualitas di Kabupaten Purbalingga. Hampir setiap jengkal kebun dan pekarangan warga ditanami oleh rempah-rempah ini. Iklim yang sejuk dan tanah yang gembur di perbukitan Danasari sangat ideal untuk budidaya kapulaga. Komoditas ini menjadi sumber pendapatan utama bagi ribuan keluarga di desa tersebut. Saat musim panen, aktivitas memetik, menjemur, hingga menyortir kapulaga menjadi pemandangan sehari-hari yang menggerakkan roda ekonomi desa. Kualitas kapulaga dari Danasari sangat diminati pasar dan dikirim ke berbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan industri jamu dan bumbu masak.
Selain kapulaga, warga juga membudidayakan kopi, cengkeh, dan tanaman kayu keras seperti albasia. Sektor pertanian padi di sawah tadah hujan juga tetap dijalankan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal.
Pesona Air Terjun Tersembunyi
Di tengah rimbunnya hutan, Desa Danasari menyimpan sebuah permata alam yang memukau, yaitu Curug Panyatan. Air terjun ini memiliki ketinggian yang cukup signifikan dengan debit air yang deras, terutama saat musim hujan. Dikelilingi oleh tebing-tebing batu dan vegetasi yang lebat, Curug Panyatan menawarkan keindahan dan kesegaran yang luar biasa.
Saat ini, Curug Panyatan masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat lokal melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Potensinya sebagai destinasi wisata alam sangat besar, mampu menarik wisatawan yang menyukai petualangan dan keindahan alam yang otentik. Namun, pengembangannya masih menghadapi banyak tantangan, terutama akses jalan menuju lokasi yang masih sulit dan minimnya fasilitas penunjang. Dengan sentuhan investasi dan promosi yang tepat, Curug Panyatan berpeluang menjadi ikon pariwisata yang dapat mengangkat nama Desa Danasari dan memberikan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat.
Tata Kelola Pemerintahan dan Tantangan Pembangunan
Pemerintahan Desa Danasari dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang berkantor di balai desa. Mereka bertugas memberikan pelayanan administrasi dan mengelola dana desa untuk program-program pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Kepemimpinan di desa ini silih berganti melalui proses Pilkades yang demokratis. Kepala desa terpilih memiliki tanggung jawab besar untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan yang kompleks, di antaranya:
- Infrastruktur yang TerbatasIni adalah masalah paling fundamental di Danasari. Banyak ruas jalan desa dan jalan usaha tani yang masih berupa tanah atau makadam yang sulit dilalui saat hujan. Kondisi ini menghambat pengangkutan hasil panen kapulaga, membuat biaya operasional petani menjadi tinggi.
- Ancaman Bencana LongsorSebagai desa terluas dengan topografi perbukitan, Danasari memiliki banyak sekali titik rawan longsor. Bencana ini tidak hanya mengancam keselamatan jiwa dan pemukiman, tetapi juga sering kali memutus akses transportasi dan mengisolasi beberapa dusun.
- Pengembangan Potensi WisataMeskipun memiliki Curug Panyatan, pengembangannya masih sangat terbatas. Diperlukan sinergi antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan masyarakat untuk membangun infrastruktur pendukung, melakukan promosi, dan memastikan pengelolaan yang berkelanjutan.
Pemerintah desa terus berupaya mengatasi masalah ini melalui alokasi Dana Desa dan pengajuan usulan ke pemerintah kabupaten. Namun, skala permasalahan yang besar menuntut adanya intervensi kebijakan dan anggaran yang lebih signifikan dari tingkat yang lebih tinggi.
Menjaga Asa di Desa Lumbung Rempah
Desa Danasari adalah potret sempurna dari kekayaan sekaligus tantangan yang ada di wilayah pedalaman Purbalingga. Anugerah berupa tanah subur yang menjadikannya lumbung kapulaga dan keindahan alam Curug Panyatan adalah modal yang tak ternilai. Kekuatan ekonomi berbasis agraris ini ditopang oleh karakter masyarakat yang ulet dan bersemangat gotong royong.
Namun, potensi besar tersebut seolah terbelenggu oleh tantangan infrastruktur dan ancaman bencana. Membuka akses, memperbaiki jalan, dan membangun sistem mitigasi bencana yang andal adalah kunci untuk melepaskan belenggu tersebut. Jika tantangan ini dapat diatasi, Desa Danasari tidak hanya akan menjadi lumbung rempah yang sejahtera, tetapi juga destinasi ekowisata unggulan. Harapan masyarakat Danasari terletak pada keselarasan antara upaya pembangunan dan kelestarian alam, memastikan surga tersembunyi ini dapat terus memberikan kehidupan bagi generasi-generasi mendatang.